• Selasa, Mei 19, 2015
  • Admin Blog
Jumlah penduduk 3,4 Juta Jiwa, Kota Jeddah tidak berbeda dengan kota metropolitan di negara lain seperti Singapura, Beijing, Tokyo ataupun Jakarta. Gedung – gedung berdesain modern, pusat perbelanjaan, dan tempat rekreasi serta taman – taman kota yang rapi. Jalan raya cukup bersih, di sisi kiri dan kanan banyak ditanami pepohonan rindang dan hijau. Mobil-mobil tipe terbaru dan berkelas berseliweran dijalanan, warna putih mendominasi karena selain menjadi warna favorit di Jeddah dan Arab Saudi secara umum, warna tersebut juga bisa mengurangi efek panas akibat cuaca ekstrim. Pada umumnya laju kendaraan sangat cepat, didalam kota rata-rata mencapai  80 km/jam. Sisi menarik Jeddah adalah banyaknya seni instalasi yang artistic bertebaran di sudut sudut kota.


Bila dibandingkan Makkah atau Madinah, Jeddah lebih gemerlap. Tidak hanya karena keberadaan Bandara Internasional King Abdul Aziz sebagai pintu masuk utama dimana banyak pendatang dari berbagai negara tiba di bandara ini, juga karena pusat – pusat pertokoan bertebaran di Jeddah. Selain kawasan Balad yang sangat popular sejumlah pusat pertokoan elit lainya bisa ditemukan di Jeddah. Pertokoan itu menyediakan hamper segala macam barang mulai dari fashion, furniture, karpet,  dan sajadah sampai mobil mewah. Mobil – mobil pribadi dengan merk – merk terkenal terkenal baik dari Jepang maupun Eropa, banyak berlalu lalang dan saling berkejaran di jalan-jalan. Setiap liburan atau weekend (Kamis dan Jumat) pusat perbelanjaan selalu ramai, tidak hanya para lelaki tetapi juga kaum perempuan, baik yang masih lajang atau yang sudah menikah, bagi yang sudah berkeluarga mereka selalu membawa anak-anak berbelanja atau sekedar makan-makan. Jamaah Haji biasa memanfaatkan waktu tunggu sebelum kembali ke Tanah Air dengan berbelanja di Jeddah. Pada musim Haji, hamper diseluruh pasar dan pusat perbelanjaan selalu terlihat rombongan Jamaah Haji Indonesia.
Suasana di Jeddah sedikit berbeda dengan kota-kota lainya. Sebagaimana di ketahui di negara Arab Saudi hamper semua wanitanya mengenakan pakaian abaya hitam dengan cadar di wajah saat keluar rumah, baik berbelanja maupun untuk kebutuhan lainya. Seluruh badan tertutup rapat, yang kelihatan hanya kedua mata saja. Sangat susah menemukan wanita yang memakai warna baju selain hitam. bila ada wanita berpakaian abaya hitam tanpa cadar bisa dipastikan itu adalah kaum pendatang yang bekerja di Arab Saudi, termasuk TKW Indonesia. Wanita yang Non-Muslim pun biasanya pramugrari atau perawat biasa tetap memakai jubbah hitam dengan rambut tergerai. Suasana Jeddah memang berbeda dengan kota Makkah, sebagai konsekuensi kota internasional yang terbuka. Namun demikian suasana Islaminya tetap kental. Menjelang waktu Sholat Dhuhur atau Ashar misalnya, semua took temasuk supermarket dan restoran tutup selama setengah sampai satu jam. Itu memang aturan dari pemerintah Arab Saudi, bahwa semua kegiatan perniagaan dan perkantoran harus tutup menjelang Sholat Wajib. Di negeri ini, suasana perniagaan justru akan lebih ramai saat malam hari. Pertokoan biasanya tutup pada jam 3 pagi. Pengunjung dengan membawa anak kecil pun masih berlalu lalang pada jam 1 dini hari. Untuk transportasi banyak pilihan di Jeddah mulai Bus hingga Taksi, sedangkan ongkos taksi di Jeddah berkisar 10 – 30 Riyal (Tawar menawar), jangan kaget kalau di tengah jalan sopirnya menaikkan lagi penumpang yang searah, itu memang hal yang biasa, sedangkan untuk penumpang wanita yang sendiri disarankan untuk berhati-hati.

Baca Juga Artikel :sejarah-kota-tua-al-balad

Jeddah merupakan Kota Metropolitan yang di huni berbagai bangsa di Dunia, ada Eropa, Asia, Afrika dan Amerika. Bangsa Filipina dan Indonesia cukup mendominasi di Jeddah yang mewakili etnis Asia Tenggara. Orang Arab susah membedakan Indonesia dan Filipina. Dari Asia Selatan ada India, Pakistan, dan Bangladesh yang susah juga dibedakan, karena memiliki warna kulit dan dialek yang sama. Namun ciri – ciri khusus untuk etnis tertentu, misalnya pendatang dari Afganistan yang bisa dikenali dengan perawakannya yang agak kecil, mata sipit, kulit agak putih, dan hidung mancung. Orang ber etnis Arab pun bermacam-macam asalnya. Bukan dari Arab Saudi saja, tapi banyak pendatang dari Lebanon, suriah, Mesir, Yaman, dan negara-negara lain yang hidup harmonis di Jeddah.

Dengan beragamnya anak bangsa yang beredar di kota ini, Bahasa apa yang paling penting dikusasai? Haruskah fasih Bahasa Arab? Nah kalau fasih ber Bahasa Arab akan memberi nilai tambah, akan tetapi Bahasa Inggris saja sudah cukup. Hamper disemua tempat umum para pelayan took, penjaga butik di Mall, kasir di swalayan, pekerja di Rumah Sakit, fasih Bahasa Inggris. Maklum jumlah pendatang di kota ini sama banyaknya dengan penduduk asli Arab Saudi yang bermukim di Jeddah. Khusus untuk pedatang dari Indonesia, jangan tersinggung kalau bisa ber bahasa Inggris dengan baik akan sering disangka orang Filipina. Mayoritas pendatang dari Indonesia (kebanyakan Wanita/TKW) tidak terlalu bisa ber bahasa Inggris. Nama Toko, nama Jalan dan petunjuk-petunjuk umum lainya tidak hanya di tuliskan dalam huruf Arab, huruf latin juga di sertakan.

Suasana kota pun hiruk pikuk. Kuliner Indonesia pun lengkap, bahkan banyak restoran asal Thailand atau Cina yang cocok dengan lidah orang Indonesia. Dan seharusnya semua jesnis makanan yang di jajakan di kota ini di kategorikan Halal. Ditambah dengan jaraknya yang hanya 70 km dari Kota Makkah, perlu waktu 45 menit perjalanan untuk mengunjungi Masjidil Haram dan Ka’bah.


Unordered List

Sample Text

Media JEMPOL. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Entri Populer

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget